MENTERI YUDDY : WNI BERKEBUTUHAN KHUSUS JUGA BISA JADI PNS
October 26, 2015
Add Comment
JAKARTA - Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (PANRB) memberikan apresiasi terhadap pembuatan film
'Sebuah Lagu Untuk Tuhan' yang menggambarkan seseorang yang memiliki kebutuhan
khusus. Selain itu, Menteri PANRB, Yuddy Chrisnandi, akan berupaya dan
berkomitmen membuka peluang dan kesempatan yang sama kepada setiap masyarakat,
termasuk yang berkebutuhan khusus, untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Dewi Yull, salah satu penggagas di balik film tersebut juga
mengungkapkan bahwa kesempatan bertemu dengan Menteri PANRB, Yuddy Chrisnandi,
dimanfaatkan untuk meminta dukungan pemerintah terhadap pemutaran film 'Suara
Untuk Tuhan' dan mengaharapkan pemerintah memberikan kesetaraan peluang kerja
terhadap kaum disabilitas.
"Intinya kami meminta dukungan kepada pemerintah, dalam
hal ini Kementerian PANRB terhadap peluncuran film ini. Film ini menyampaikan
pesan bahwa kaum tuli juga berhak mendapatkan pendidikan yang sama, diharapkan
Menteri PANRB bisa mensupport dan membuka peluang bahwa kaum tuli bisa
mendapatkan hal yang sama dan kesempatan yang sama untuk bekerja sebagai
PNS," ujar Dewi Yull.
Menteri Yuddy juga mengungkapkan pengalamannya terhadap kaum
disabilitas, dan hal tersebut bukan menjadi sesuatu yang baru bagi dirinya,
karena di keluarga Yuddy juga ada anggota keluarganya yang memiliki kebutuhan
khusus. Namun Yuddy menegaskan bahwa hal tersebut bukanlah menjadi sebuah
kekurangan, melainkan menumbuhkan suatu kelebihan dalam diri seseorang yang
memiliki kebutuhan khusus, yaitu lebih fokus terhadap sesuatu yang ingin di
capai.
Sementara itu, Yuddy juga mengungkapkan dukungannya terhadap
masyarakat yang mengalami disabilitas untuk terus berjuang dan pemerintah
dikatakannya akan terus berupaya untuk memberikan perhatian serta kesempatan
yang tidak berbeda dengan masyarakat lainnya. "Kami yang berada di
pemerintahan memberikan dukungan, bukan hanya kepada film ini, tetapi kepada
esensinya yakni menggugah pemerintah untuk memberikan perhatian kepada yang
berkebutuhan khusus agar mendapatkan kesempatan yang sama dengan yang
lain," ujar Yuddy.
Film yang memiliki subtitle untuk bisa dinikmati oleh kaum
disabilitas ini juga tak luput dari perhatian Yuddy. Menurutnya, sudah
seharusnya film apapun dapat dinikmati oleh penyandang disabilitas tanpa
mengurangi esensi yang terkandung di dalam film tersebut.
"Saya memberikan apresiasi kepada produser yang membuat
film seperti ini, karena harus memiliki idealisme dan nilai kemanusiaan yang
tinggi, sehingga mewujudkan film yang menggugah perasaaan dan kepedulian kepada
sesama. Selain itu mendorong film lain untuk bisa dinikmati oleh mereka yang
berkebutuhan khusus. Kami akan segera mengkomunikasikan hal ini dengan Kementerian
terkait yakni Kementerian Pendidikan dan Kebuudayaan untuk memberikan
perhatian," ujarnya.
Sementara terkait dengan peluang untuk mendapatkan pekerjaan
yang sama dengan masyarakat lainnya juga dikatakan Menteri Yuddy bahwa
kesempatan tersebut sudah mulai dibuka, dicontohkannya adalah salah satu
penyandang tuna netra yang sudah diangkat menjadi PNS di lingkungan DKI Jakarta
beberapa waktu lalu. "Secara umum tidak ada kebijakan pemerintah yang
membedakan anak berkebutuhan khusus untuk menjadi PNS. Sebagai bukti, kami juga
telah memproses seorang guru tuna netra di DKI Jakarta menjadi PNS," kata
Yuddy.
Menteri Yuddy sempat berbincang dengan salah satu anak
penyandang tuna netra yang ikut rombongan Dewi Yull meminta dukungan peluncuran
film. Dalam perbincangan tersebut, anak yang juga seorang Sarjana Hukum Ekonomi
dari Universitas Indonesia bernama Nadira, menuturkan bahwa selama ini anak
berkebutuhan khusus sulit mendapatkan pekerjaan karena adanya diskriminasi pada
saat proses pemeriksaan kesehatan. "Seolah-olah penyandang disabilitas
adalah sebuah penyakit, sebenarnya tidak seperti itu," tutur Nadira.
Menurut Nadira, memang selama ini pemerintah sudah
mengakomodasi para penyandang disabilitas untuk masuk dalam recruitment CPNS
melalui jalur khusus, tetapi hal tersebut perlu ditingkatkan kembali agar
mempertegas bahwa ke depannya tidak akan lagi ada perbedaan bagi penyandang
disabilitas saat melamar menjadi PNS.
Menanggapi hal tersebut, Yuddy menjelaskan bahwa sudah
seharusnya orang yang memiliki kebutuhan khusus seperti Nadira yang lulus
mendekat cumlaude, harus diberikan penempatan dalam pekerjaan. Yuddy juga
menghimbau agar pihak yang menyediakan peluang pekerjaan, seperti pemerintah,
BUMN, maupun swasta, untuk tidak memberikan perlakuan berbeda terhadap kaum
difabel. "Nadira bisa lulus menjadi sarjana dengan nilai hampir cumlaude,
ini belum tentu orang lain mampu. Jadi sudah semestinya tidak ada perbedaan
dalam memberikan kesempatan menempati posisi dalam pekerjaan," ujar Yuddy.
(ris/HUMAS MENPANRB)
0 Response to "MENTERI YUDDY : WNI BERKEBUTUHAN KHUSUS JUGA BISA JADI PNS"
Post a Comment
Berkomentarlah dengan sopan.. Klik facebook Jika ingin berkomentar dengan menggunakan akun facebook anda